5 Mitos Kesehatan Seksual


1. Penis bisa diperbesar dan diperpanjang

Barangkali inilah mitos seks yang paling luas dipercayai masyarakat, yakni bahwa ukuran penis bisa dimodifikasi menjadi lebih besar dan lebih panjang. Akibatnya bermunculan berbagai macam praktek pengobatan alternatif yang menawarkan pembesaran penis. Salah satu praktek pembesaran penis yang paling terkenal adalah praktek Mak Erot, di Jawa Barat. Praktek tersebut menjadi sangat terkenal di tingkat nasional. Bahkan konon kabarnya banyak orang asing yang datang ke tempatnya. Tidak salah jika nama Mak Erot kemudian menjadi ikon. Jika Anda menyebutkan nama Mak Erot, orang akan langsung mengasosiasikannya dengan praktek pembesaran penis.

Selain praktek Mak Erot, sangat banyak iklan di media massa yang menawarkan pembesaran penis. Sampai-sampai ada yang menjamin bahwa pembesarannya permanen. Jika tidak permanen, maka uang kembali. Ini menandakan bahwa pemasang iklan cukup percaya diri dengan efektivitas prakteknya. Banyak diantara mereka memasang atau menginjeksikan silikon ke dalam penis. Sesaat memang bisa terjadi pembesaran. Tapi dalam jangka panjang, sudah pasti silikon itu akan merusak pembuluh darah di penis dan mengakibatkan disfungsi ereksi.

Sebenarnya tidak ada mekanisme ilmiah yang diketahui yang bisa membesarkan dan memanjangkan penis. Buktinya tidak ada praktek medik yang membuka layanan tersebut. Artinya, pembesaran penis itu sebenarnya hanya mitos. Lagipula kepuasan seksual tidak ditentukan oleh besar kecilnya penis. Toh, posisi klitoris perempuan letaknya tidak jauh didalam vagina sehingga bisa dicapai oleh penis yang kecil. Jadi lebih penting adalah kemampuan ereksi, bukan besar kecilnya penis.

2. Gairah seksual menurun karena turunnya hormon

Diketahui bahwasanya hormon testoteron adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap gairah seksual. Semakin tinggi hormon testoteron yang dimiliki maka semakin tinggi pula gairah seksualnya. Sebaliknya semakin rendah hormon testoteronnya maka semakin rendah pula gairah seksualya. Namun, penurunan hormon seksual tidak bisa selalu dituding sebagai penyebab turunnya gairah. Lebih sering, penurunan gairah disebabkan karena faktor psikologis maupun gangguan fisik.

Stress karena berbagai tekanan hidup, tertekan karena banyaknya persaingan yang dihadapi, gaya hidup yang tidak sehat, bisa menurunkan gairah seksual. Demikian juga kelelahan, penuaan usia, kegemukan, akibat kecanduan merokok dan alkoholisme dan narkoba, semuanya bisa mengakibatkan penurunan gairah. Jadi, ada banyak sebab yang bisa menurunkan gairah.

3. Kondom bisa 100% mencegah PMS

Jangan terlalu percaya kepada kondom. Kondom memang efektif untuk mencegah kehamilan. Namun tidak 100% efektif mencegah penularan penyakit. Dengan pemakaian yang hati-hati dan tepat, diketahui kondom memang bisa mencegah penularan penyakit gonore, klamidia, dan bahkan HIV-Aids. Namun sedikit saja dipasang kurang tepat, kemungkinan tertular cukup tinggi.

Beberapa jenis penyakit menular yang lain, seperti sipilis dan herpes bahkan sulit dicegah dengan kondom karena penularannya melalui persentuhan kulit. Meskipun penis telah tertutup kondom, persentuhan kulit pangkal paha tetap saja bisa terjadi. Bagaimanapun kondom diketahui bisa menekan sampai 50% resiko penularan. Oleh sebab itu tidak ada alasan untuk tidak memakai kondom.

4. Menyiram penis dengan bir atau soda bisa mematikan kuman atau virus

Ini merupakan salah kaprah umum. Tidak mungkin kuman atau virus yang ditularkan lewat hubungan seksual akan mati dengan disiram bir atau soda. Kuman tidak akan bisa mati dengan cara-cara seperti itu. Hanya dengan pengobatan antibiotik kuman bisa dimatikan. Ironisnya, kepercayaan bir atau soda bisa mematikan kuman sangat kuat diyakini, terutama oleh pengguna layanan jasa pelacur.

Para pemakai jasa pelacur menjadi sangat percaya diri berhubungan seksual dengan para pelacur tanpa memakai kondom karena yakin kalaupun tertular maka kumannya bisa dimatikan. Ini tentu sangat merugikan. Tanpa kondom, seseorang yang berhubungan seksual memiliki resiko 100% tertular.

5. Seks oral tidak bisa menularkan penyakit

Ada saja yang beranggapan bahwa dengan oral seks tidak akan tertular penyakit menular seksual. Mereka mengira penularan penyakit seksual hanya bisa terjadi dengan cara hubungan seksual vaginal. Sudah tentu itu pandangan yang sangat keliru dan menyesatkan. Ada dua cara penularan penyakit seksual menular, yakni melalui pertukaran cairan dan persentuhan kulit. Selama hubungan seksual yang dilakukan melibatkan keduanya, resiko tertular tetap tinggi. Jenis penyakit herpes, klamidia, gonore dan sipilis tetap bisa ditularkan melalui oral seks. Jadi, oral s
(Sumber: http://www.bluefame.com/lofiversion/index.php/t55997.html)

Rahasia Cantik Sebatas Mitos


Banyak cara dilakukan untuk tampil cantik menawan di mata lawan atau sesama jenis. Wanita kadang suka menutup mata untuk tampil cantik dan cenderung suka meniru apa yang disarankan sahabat, padahal belum tentu saran itu benar. Sebagai wanita cerdas, Anda tak mau dong terjebak pada mitos tanpa dilandasi fakta yang benar?

Mitos: Membasuh wajah dengan air dingin dapat memperkecil pori-pori kulit.
Fakta: Hingga saat ini, tak ada produk perawatan yang dapat mengecilkan
pori-pori. Sel-sel kulit mati berukuran mikroskopik ‘berkumpul’ di dekat pori-pori yang terbuka, sehingga membuat pori-pori terlihat lebih besar. Lakukan perawatan exfoliating secara rutin untuk mengangkat sel-sel tersebut, sekaligus membantu menutup pori-pori yang terbuka dan melembutkan kulit. Atau, gunakan pembersih wajah berbentuk tisu.

Mitos: Lingkaran hitam seputar mata muncul akibat kurang tidur.
Fakta: Penyebab utama terjadinya lingkaran hitam di seputar mata adalah pembuluh darah yang terdapat pada bagian bawah kulit tipis yang terdapat di area tersebut. Atau, sebagai akibat dari pembuluh darah yang letih akibat kurang tidur malam. Penyebab lainnya, faktor usia. Atasi masalah ini dengan menggunakan pelembap khusus kulit mata di daerah tersebut. Ulaskan concealer dengan kandungan dasar warna kuning, tipis dan merata; serta eye cream setiap menjelang tidur malam.

Mitos: Perasan lemon dapat memudarkan noda hitam pada kulit wajah.
Fakta: Jika noda hitam timbul pada wajah Anda, salahkan kondisi ini pada masalah genetik, hormon estrogen, atau paparan sinar matahari yang terus menerus. Lupakan lemon. Atasi masalah ini dengan menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung 2% hydroquinone (yang akan memblokir produksi melanin, tentu atas pengawasan dokter) setiap malam menjelang tidur. Lakukan juga perawatan pengelupasan kulit secara teratur.

Nah, kini Anda tahu mana fakta dan mana yang hanya sebatas mitos kan?
(Sumber: http://www.citramedika.com/articles.php?article_id=14)

Mitos Coklat dan Kesehatan


Coklat berasal dari xocoatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Suku Aztec dan Maya di Mexico percaya bahwa Dewa Pertanian telah mengirimkan coklat yang berasal dari surga kepada mereka. Cortes kemudian membawanya ke Spanyol antara tahun 1502-1528, dan oleh orang-orang Spanyol minuman pahit tersebut dicampur gula sehingga rasanya lebih enak. Coklat kemudian menyebar ke Perancis, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1765 didirikan pabrik coklat di Massachusetts, Amerika Serikat.

Dalam perkembangannya coklat tidak hanya menjadi minuman tetapi juga menjadi snack yang disukai anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Selain rasanya enak, coklat ternyata berkhasiat membuat umur seseorang menjadi lebih panjang. Suatu studi epidemiologis telah dilakukan pada mahasiswa Universitas Harvard yang terdaftar antara tahun 1916-1950. Dengan menggunakan food frequency questionnaire berhasil dikumpulkan informasi tentang kebiasaan makan permen atau coklat pada mahasiswa Universitas Harvard.

Dengan mengontrol aktivitas fisik yang dilakukan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan makan ditemukan bahwa mereka yang suka makan permen/coklat umurnya lebih lama satu tahun dibandingkan bukan pemakan coklat. Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam coklat adalah penyebab mengapa mereka bisa berusia lebih panjang. Fenol ini juga banyak ditemukan pada anggur merah yang sudah sangat dikenal sebagai minuman yang baik untuk kesehatan jantung. Coklat mempunyai kemampuan untuk menghambat oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner dan kanker.

Selama ini ada pandangan bahwa permen coklat menyebabkan caries pada gigi dan mungkin juga bertanggung jawab terhadap munculnya masalah kegemukan. Tak dapat disangkal lagi bahwa kegemukan adalah salah satu faktor risiko berbagai penyakit degeneratif. Tetapi studi di Universitas Harvard ini menunjukkan bahwa jika anda mengimbangi konsumsi permen coklat dengan aktivitas fisik yang cukup dan makan dengan menu seimbang, maka dampak negatif permen coklat tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Menurut kepercayaan suku Maya, coklat adalah makanan para dewa. Rasa asli biji coklat sebenarnya pahit akibat kandungan alkaloid, tetapi setelah melalui rekayasa proses dapat dihasilkan coklat sebagai makanan yang disukai oleh siapapun. Biji coklat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan protein 9%. Protein coklat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan.

Di Amerika Serikat konsumsi coklat hanya memberikan kontribusi 1% terhadap intake lemak total sebagaimana dinyatakan oleh National Food Consumption Survey (1987-1998). Jumlah ini relatif sedikit khususnya bila dibandingkan dengan kontribusi daging (30%), serealia (22%), dan susu (20%). Lemak pada coklat, sering disebut cocoa butter, sebagian besar tersusun dari lemak jenuh (60%) khususnya stearat. Tetapi lemak coklat adalah lemak nabati yang sama sekali tidak mengandung kolesterol. Untuk tetap menekan lemak jenuh agar tidak terlalu tinggi, ada baiknya membatasi memakan coklat hanya satu batang saja per hari dan membatasi mengkonsumsi suplement atau makanan lainnya yang mengandung catechin seperti apple dan teh.

Dalam penelitian yang melibatkan subyek manusia, ditemukan bahwa konsumsi lemak coklat menghasilkan kolesterol total dan kolesterol LDL yang lebih rendah dibandingkan konsumsi mentega ataupun lemak sapi. Jadi meski sama-sama mengandung lemak jenuh tetapi ternyata efek kolesterol yang dihasilkan berbeda. Kandungan stearat yang tinggi pada coklat disinyalir menjadi penyebab mengapa lemak coklat tidak sejahat lemak hewan. Telah sejak lama diketahui bahwa stearat adalah asam lemak netral yang tidak akan memicu kolesterol darah. Mengapa? Stearat ternyata dicerna secara lambat oleh tubuh kita dan juga diabsorpsi lebih sedikit.
(Sumber: http://metroaktual.com/artikel/health.php?id=733)

9 Mitos Seputar Kesehatan


PISANG bisa membuat gemuk, atau kanker tidak bisa dicegah? Mungkin pernyataan ini sudah akrab ditelinga Anda. Tetapi, apakah pernyataan ini benar? Ini hanya mitos semata. Membedakan mitos dengan fakta sangat penting, terutama untuk membuat pilihan yang sehat. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar kesehatan yang bisa menjadi panduan Anda dalam membuat pilihan yang tepat bagi kesehatan.

Mitos: Kanker tidak bisa dicegah

Fakta: Para ilmuwan memperkirakan bahwa 50% kematian akibat kanker di Amerika disebabkan oleh kondisi sosial dan lingkungan serta pilihan-pilihan yang tidak sehat. Kondisi dan pilihan yang tidak sehat ini bisa menyebabkan diet yang tidak sehat, obesitas, atau kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan kurangnya aktivitas fisik. Sekarang, telah ditemukan cara untuk menghindari kanker termasuk kanker paru-paru, serviks, kolon, rektal dan kanker kulit.

Pada umunya, kanker bisa dicegah dengan:

* Menghindari rokok atau produk-produk dari tembakau
* Menghindari jadi perokok pasif
* Jangan minum terlalu banyak alkohol
* Menghindari penambahan berat badan dan mempertahankan berat badan sehat
* Makan 5 takaran atau lebih buah dan sayuran setiap hari serta mengikuti pola diet rendah lemak
* Menyeimbangkan asupan kalori dengan aktivitas fisik
* Aktif secara fisik
* Melindungi kulit dari sinar matahari
* Mendukung usaha masyarakat dalam mengembangkan lingkungan sosial dan fisik yang sehat


Mitos: Anda tidak bisa melakukan apapun untuk mencegah diabetes jenis 2

Fakta: Diabetes terbukti bisa dicegah. Studi-studi telah menunjukkan kalau orang yang berisiko mengidap diabetes jenis 2 bisa mencegahnya dengan menurunkan berat badan sekitar 5-7% dari berat badan mereka. Anda tentu bisa melakukannya dengan menerapkan pola makan sehat dan melakukan aktivitas fiisk selama 30 menit 5 kali seminggu.

Mitos: Orang dewasa tidak perlu melakukan vaksinasi kecuali jika bepergian ke luar negeri

Fakta: Vaksin tidak hanya untuk anak-anak atau orang yang akan melakukan perjalanan. Sudah terlalu banyak orang dewasa yang jatuh sakit, lumpuh bahkan meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan mudah dengan pemberian vaksin. Karena itu, semua orang dewasa bahkan yang sudah tua bisa mendapatkan keuntungan dari vaksinasi. Vaksin membantu mencegah infeksi dan menyelamatkan hidup. Vaksin bisa mengontrol penyakit infeksi yang umum dialami seperti polio, campak, radang tenggorokan, pertusis, penyakit gondok, tetanus, serta Haemophilus influenzae type b (Hib).


Mitos: Jika tidak ada gejala berarti Anda tidak mengidap penyakit menular seksual (PMS)

Fakta: Banyak PMS yang tidak mempunyai gejala padahal kerusakan serius sudah terjadi di organ-organ reproduksi. Satu-satunya cara mengetahuinya adalah dengan melakukan pemeriksaan. Jika Anda curiga atau jika pasangan Anda mengalami gejala-gejala segeralah periksa ke dokter.

Mitos: Diet rendah lemak merupakan cara sehat menurunkan berat badan

Fakta: Diet rendah lemak paling sering dilakukan oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan. Tapi, membuang semua lemak dari dafter diet Anda bisa mengganggu kesehatan. Diet yang sangat rendah lemak atau tanpa lemak tidak bisa mencukupi energi untuk pertumbuhan yang sehat. Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat bisa meningkatkan resistensi insulin. Olahraga dipadukan dengan diet seimbang tetap merupakan cara terbaik menurunkan berat badan.

Mitos: Pisang merupakan makanan yang menggemukkan

Fakta: pisang adalah makanan yang rendah lemak. Pisang hanya mengandung 1/2 gram lemak dan 95 kalori. Selain itu, pisang juga kaya kalium.

Mitos: Tidak ada salahnya menghindari sarapan pagi

Fakta: Sangat penting untuk sarapan pagi. Saat tidur, kita sudah berpuasa sekitar 8 jam, jadi sangat penting untuk makan setelah berpuasa. Walaupun mereka yang menghindari sarapan pagi bisa menambah asupan energinya di siang hari, tetapi mereka tidak mendapatkan semua vitamin dan mineral yang bisa didapat dari makan pagi yang sederhana.

Mitos: Mematahkan ruas jari picu arthritis

Fakta: kedengarannya sangat mengganggu. Tetapi, Anda tidak bisa menghentikan orang yang menimbulkan keributan di sebelah Anda karena sibuk mematahkan ruas jarinya, dengan alasan ini. Tidak ada studi yang telah menunjukkan adanya hubungan antara mematah-matahkan ruas jari dengan rasa sakit akibat arthritis. Tetapi, ada kisah lain yang menjadi pegangan Anda. Berdasarkan sebuah studi, peregangan ligamen yang terjadi berulang-ulang saat
mematah-matahkan tangan bisa menimbulkan peradangan dan memperlemah daya genggam.

Mitos: Orang kegemukan karena sistem metabolisme yang lambat

Fakta: Hal ini mungkin sudah sering Anda dengar tetapi studi-studi telah menegaskan, Anda tidak bisa menjadikan metabolisme lambat sebagai alasan untuk kelebihan berat badan. Tentu saja, masih banyak alasan fisik lain yang
menyebabkan terjadinya kelebihan berat badan. Tetapi, studi-studi baru-baru ini menunjukkan kalau orang gemuk mempunyai sistem metabolisme yang lebih cepat dan membakar lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang
lebih langsing.
(Sumber: http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/04/16/1063/5/9-Mitos-Seputar-Kesehatan)

Mitos-Mitos Dalam Kesehatan Terungkap


Kata orang, membaca dalam cahaya remang dapat membuat seseorang kehilangan penglihatannya. Apa benar seperti itu? Mitos-mitos kepercayaan serupa memang sering diturunkan dari para nenek moyang tanpa ada bukti yang jelas. Nah belum lama ini, dua peneliti dari Amerika Serikat mencoba untuk mencari pembuktikan untuk mencari kebenaran tujuh mitos kesehatan umum yang biasa dipercaya masyarakat.

Berikut hasil penelitian mereka yang telah dirilis dalam American Journal of Psychology dan British Medical Journal.

Mitos 1. Membaca dalam cahaya remang merusak penglihatan. Menurut sebagian besar para spesialis mata, membaca dalam cahaya remang tidak akan menimbulkan kerusakan permanen. Namun akan membuat Anda sering berkedip lebih sering, dan kesulitan untuk fokus ketika membaca.
Mitos 2. Mencukur membuat bulu tumbuh lebih cepat dan lebih kasar.

Ternyata menghilangkan bulu tubuh dengan mencukur tidak menyebabkan bulu akan menjadi lebih cepat tumbuh dan lebih kasar. Namun bulu baru yang tumbuh meruncing karena di cukur memberi kesan lebih kasar dari bulu yang tidak dicukur.

Mitos 3. Mengonsumsi daging kalkun membuat Anda mengantuk.

Hal ini terkait karena daging kalkun mengandung amino acid yang disebut trytophan yang mempengaruhi saraf tidur dan mood Anda. Namun, kandungan trytophan dalam kalkun tidak lebih banyak dari trytophan yang terkandung dala, ayam atau daging cincang. Kebiasaan makan dan minum berlebihan terutama saat pesta'lah yang membuat Anda mengantuk.

Mitos 4. Manusia hanya menggunakan 10% dari fungsi otaknya.

Mitos ini muncul tahun 1907, namun sudah terbukti bahwa tidak ada satu area otak pun yang tidak bekerja atau tidak aktif.

Mitos 5. Rambut dan kuku tetap tumbuh setelah kematian.

Mitos ini muncul mungkin karena novel-novel misteri tentang kisah-kisah hantu. Namun kenyataannya, setelah manusia meninggal, kulit akan kering dan mengkerut sehingga menimbulkan kesan rambut dan kuku menjadi lebih panjang.

Mitos 6. Signal ponsel berbahaya ketika di rumah sakit.

Meskipun banyak yang mengatakan signal ponsel dapat mengacaukan mesin-mesin perlengkapan kesehatan di rumah sakit, penelitian ini memiliki hasil sebaliknya. Signal ponsel tidak terlalu memberi pengaruh pada perlengkapan kesehatan tersebut.

Satu mitos lagi adalah kebutuhan untuk minum air putih minimal 8 gelas sehari. Meski memang baik untuk tubuh, namun penelitian yang dilakukan oleh Aaron Carroll, seorang asisten profesor Pediatrics di Insitutut Regenstrief dan Rachel Vreeman, rekan peneliti di pusat penelitian kesehatan anak-anak di Indiana University School of Medicine, tidak menemukan hasil penelitian yang menuliskan 1 hari harus mengkonsumsi 8 gelas air putih.

(Sumber: http://www.conectique.com/get_updated/article.php?article_id=6217)